Jumat, 19 Agustus 2011

Mengendalikan Emosi I

Manusia di ciptakan Allah SWT menjadi makhluk paling sempurna dan merupakan sebaik-baik ciptaanNya. Sudah sepantasnya kita mensyukuri nikmat tersebut. Namun demikian manusia kadang-kadang bingung sendiri dengan keberadannya.

Ada dua hal yang penting untuk kita renungkan. Pertama, apakah yang dibutuhkan seseorang agar berhasil dalam menghadapi kehidupan yang selalu di warnai dengan perubahan-perubahan yang begitu cepat? Kedua, apakah yang diperlukan seseorang agar berhasil dalam menjalani berbagai problematik yang penuh dengan pilihan dan komplek?

Untuk menjwab pertanyaan tersebut tidaklah mudah, perlu perjuangan dan tantangan. Manusia sebagai makhluk sempurna dilengkapi dengan akal, hawa nafsu serta emosi yang berhubungan erat dan saling melengkapi.

Ketiga hal tersbut dapat berjalan sempurna dan baik bila dipimpin oleh wahyu Al Qor’an dan sunnah Nabi.
Sebelumnya kita perlu mengenal permasalahan emosi, yang diantaranya adalah:

1. Apakah emosi itu?
2. Apakah kegunaan emosi?
3. Apakah ciri-ciri perasaan emosional?
4. Bagaimanakah cara cerdas mengendalikan emosional
5. Langkah-langkah apa untuk meningkatkan kemampuan emosi?

Emosi dari akar kata “movere”, kata kerja bahasa latin yang berarti “menggerakkan, bergerak”, jadi setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap disebut emosi. Yang termasuk emosi antara lain: mengamuk, benci, marah, jengkel, kesal, sedih, muram, putus asa, tidak tenang, panik, depresi, kesepian, rasa takut, cemas, gugup, khawatir, muak, tidak suka, rasa bersalah, hati hancur lebur, dan sebagainya.

Emosi sebagai titik tolak jiwa manusia, dnegan emosi manusia dapat menunjukkan keberadannya dalam masalah-masalah manusiawi. Kecerdasan manusia tidak berarti apa-apa bila emosi yang berkuasa dan menjadikan hawa nafsu sebagai Tuhannya. Emosilah yang menuntun kita menghadapi saat-saat kritis. Pun tugas-tugas terlampu riskan, bila diserahkan kepada otak berbahaya. Setiap emosi menawarkan pola persiapan tindakan tersendiri. Apalagi masalahnya menyangkut pengambilan keputusan dan tindaka, aspek perasaan (emosi)sama pentingnya dan barangkali lebih penting daripada nalar.

Adapun ciri-ciri perasaan emosional adalah sebagai berikut:

1. Seseorang yang sedang emosi sulit dapat berpikir meskipun argumentasinya sedimikin bagusnya.
2. Keyakinan emosional bersifat membenarkan diri sendiri dengan serangakaian persepsi serta bukti-buktinya tersendiri dan cenderung menyalahkan oranglain.
3. Akal emosional menganggap keyakinannya secara mutlak dan meremehkan setiap bukti yang menentangnya.
4. Pikiran emosional jauh lebih cepat memuncaknya daripada pikiran rasional, berlangsung amat singkat hanya dalam hitungan detik, tanpa dipikir dampak positif dan negatifnya.
5. Ekspresi emosional langsung bisa dilihat pada perubahan wajah, misal : marah, benci dan sebagainya.
6. Reaksi emosional bergerak cepat, mendesak, langsung bertindak tanpa meluangkan waktu untuk menganalisa dan memikirkan secara masak, mirip perilaku kekanak-kanakan.

Dari ciri-ciri emosional di atas dapat kita simpulkan bahwa semua emosi pada dasarnya dorongan untuk bertindak seketika tanpa dipikirkan dampak positif dan negatifnya. Untuk itu yang kita pikirkan adalah bagaimana keseimbangan antara emosional dan rasional berjalan selaras untuk mencapai tujuan.
Ada pendapat bahwa setinggi-tingginya IQ seseorang hanya menyumbang 20% bagi faktor-faktor yang menentukan sukses dalam hidup, sedang yang 80% diisi oleh kekuatan-kekuatan lain misalnya: faktor sosial, emosional dan sebagainya. Bagaimanapun kecerdasan manusia tidak berarti apa-apa apabila emosinya tidak cerdas. Untuk itu bagaimana mengendalikan emosi dan ciri-cirinya adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai kemampuan untuk meotivasi diri.
2. Mampu bertahan mengahadapi frustasi.
3. Mampu mengendalikan hawa nafsu, hati tidak terlampau senang yang berlebih-lebihan.
4. Menjaga agar tidak stress yang dapat melumpuhkan kemempuan berpikir
5. Mampu menyelesaikan masalah atau konflik sendiri dengan baik.
6. mampu membaca dan memahami perasaan orang lain dengan efektif dan terampil bergaul.
7. Orang yang secara emosional cerdas, memiliki banyak keuntungan, misal dalam berhubungan kasih sayang, politik, organisasi, produktivitas lebih berhasil.
8. Mempunyai kemampuan untuk memantau perasaan diri sendiri atau orang lain dari waktu ke waktu.
9. Mampu mengelola emosi dalam situasi dan kondisi yang bagaimanapun dan tidak mempertuhankan hawa nafsu.
10. tidak penakut, tidak gelisah, bermoral, tegas, ramah, sosial, hangat, mampu menyesuaikan diri, terbuka, mandiri, amanah, bijaksana, adil, dan sebagainya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa kecerdasan emosional sangatlah penting untuk mencapai kesuksesan hidup. Lebih dari itu kita harus mempunyai keinginan kuat untuk emncerdaskan emosi kita agar terhindar dari penderitaan. Langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan emosioanal adalah sebagai berikut:

1. Jadikanlah emosi kita bermanfaat bagi kita.
2. Emosi yang selama ini kita anggap negatif ternyata itu adalah seruan/isyarat kepada kita untuk melakukan sesuatu mencapai tujuan.
3. Emosional mempunyai manfaat dan nilai tersendiri. Nikmatilah anugerah emosi ini dengan penuh kegembiraan. Boleh jadi yang kita benci justru sangat baik bagi kita.
4. Letakkanlah emosi kita dalam posisi bertanya? Untuk apa saya berbuat begitu pula apa untung dan ruginya?
5. Pahamilah lebih mendalam pesan positif emosi kita dengan penuh kepercayaan diri.
6. Mempunyai rasa cemas, bosan, sedih, tertekan, takut, tidak sabar, susah, rasa marah, frustasi, minder dan sebagainya. Solusinya adalah gantilah sikap Anda tersebut bahwa yang kita rasakan belum terbukti dan belum mengalami kerugian. Lakukan tindakan pencegahan dengan kepercayaan diri, iman, doa, dan penuh tawakal. Singkirkan perasaan emosional yang akan membelenggu kita, berprasangka positif lebih bermanfaat daripada berprasangkan negatif.
7. Balaslah keburukan dengan kebaikan, terutama bila berhubungan dengan masalah pribadi.
8. Bila merasa serba kurang dan ketiadaan nilai-nilai pribadi, carilah seseorang yang dapat kita teladani dan berusahalah untuk melatih diri kita dengan baik, sambut dengan motivasi yang kuat
9. Bila perasan mindr menghantui kita, cobalah dihinlangkan dengan keteguhan diri, mohon kepada Allah agar kita teguh saat menghadapi masalah berat atau rungan.
10. Bila merasa seolah-olah sendirian, terasing, dan terisoalasi dari orang lain, anamkan kepercayaan pada diri kita bahwa kita mampu mengusai berbagai masalah dan mampu menyelesaikannya.

Sebagai penutup kata mohon kepada Allah mudah-mudahnan menjadi seorang yang mampu mengendalikan emosi. Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak menganiaya dan tidak mengkhianati.

Barangsiapa yang memenuhi kebuthan saudaranya maka Allah akan melenyapkan beban penderitaannya apada hari kiamat. Barangsiapa menutup aib saudaranya, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat kelak.

Sesungguhnya mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan sebuah bangunan yang saling menguatkan.


sumber : http://khoiruddin.blog.uns.ac.id/2009/09/08/mengendalikan-emosi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar