Jumat, 02 September 2011

Kepemimpinan ala Napoleon Bonaparte

A leader is a dealer in hope.

Kata Napoleon Bonaparte.

Seorang pemimpin wajib hukumnya untuk bisa membangkitkan semangat, harapan, antusiasme dalam menggapai suatu tujuan bersama.

Apakah pula arti harapan itu? Hope is a waking dream kata Aristotle.

Harapan adalah mimpi yang sudah “bangun”/ mendekati kenyataan, karena akan segera timbul aksi-aksi untuk mewujudkannya. Apakah yang akan terjadi manakala pemimpin tak bisa memberi harapan pada anak buah? Karirnya tamat, walaupun secara formal struktural masih tertulis jabatannya, tapi dalam nyata dia tiada.

Napoleon sendiri adalah orang yang penuh harapan, dan menginfeksikan harapan itu kepada anakbuahnya. Tapi ada tambahan dari sekedar harapan. Katanya, A man will fight harder for his interests than for his rights. Seorang laki-laki adalah makhluk yang egois, yang selalu mencari keuntungan pribadi yang nyata untuk dirinya. A soldier will fight long and hard for a bit of colored ribbon. Dia menemukan bahwa anak buahnya akan bertempur dengan semangat jika ada harapan untuk mendapatkan sebuah pengakuan/tanda jasa! Dan itu kemungkinan besar berlaku pula untuk kita.Pragmatis! Dan kebanyakan manusia seperti itu. Dalam Pemilu, seringkali pemberian sejumlah uang/hadiah di hari menjelang pemilihan lebih efektif mendulang suara dari mengharapkan sebuah hubungan menguntungkan dalam kerangka jangka panjang. Ini nyata. Berdasarkan dari pengamatan pribadi. Sebuah keuntungan jangka pendek (uang) ditambah sejumlah intimidasi secara halus atau kasar jika ada kesempatan (oleh aparat pemerintahan sampai ke level RW/RT) akan mampu mendulang suara.

Selanjutnya, agak mirip dengan filsosofi Pak Harto, An army marches on its stomach. Dia berkata, tentara harus perang dalam keadaan perut isi, jangan dibiarkan kelaparan. Bukankah Pak Harto dulu memerintah dengan prinsip jangan sampai rakyat kelaparan? Hasilnya pemerintahannya bertahan sampai 3 dekade, walaupun itu harus dengan mengorbankan orang-orang yang berseberangan, tangan besi. Hajar,sikat, lenyapkan bila melawan.

Selanjutnya, bagaimana tingkat pede seorang pemimpin itu seharusnya?

France has more need of me than I have need of France. Dia bilang dia percaya bahwa hanya dia yang mampu membebaskan negara Prancis. Kalau seorang pimpinan tidak pede, tidak punya rencana, visi mau diapakan jalannya organisasi, dia bukanlah memimpin, tetapi hanya duduk enak-enak makan fasilitas seorang penjabat. Yang macam ini disebut Napoleon sebagai “To live defeated and inglorious is a daily death”. Seorang yang hidup terjajah dan tanpa harga diri, adalah seperti mengalami kematian setiap kali bangun tidur! Ini pendapat Napoleon loh….

Selanjutnya dia merasa perlu untuk menaikkan ke pedean tentaranya, maka dia katakan ke anak buahnya,“ England is a nation of shopkeepers“. Orang-orang Inggris hanyalah bangsa yang berisi para penjaga toko! Tidak bisa perang. Maka naiklah pede anak buahnya. Siap untuk dibawa memerangi orang Inggris.

Seorang pemimpin harus mampu membuat narasi cerita yang akan menarik anak buahnya untuk menjalani peran yang akan dimainkannya, Pemimpin selalu mampu membangkitkan harapan, bahkan menjual harapan baru kepada anakbuah. Sehingga bawahan akan mau terus dibawa maju. Tanpa itu sebuah organisasi lesu darah, tiada gairah anak buah untuk bekerja.


sumber : http://irfc.wordpress.com/2010/11/20/kepemimpinan-napoleon-bonaparte/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar